Selasa, 15 November 2016

Apakah arti dari jo (juncto) dan jis?

Jo, merupakan kependekan dari kata “juncto”. Menurut buku “Kamus Hukum” yang ditulis JCT Simorangkir, Rudy T Erwin dan JT Prasetyo, “jo” berarti:
“juncto, bertalian dengan, berhubungan dengan”
Jis, merupakan kependekan dari kata “junctis”. Menurut buku “Kamus Hukum” yang diterbitkan olehIndonesia Legal Center Publishing, “jis” ini merupakan bentuk jamak dari “jo”, sehingga memiliki arti yang sama dengan juncto namun sedikit berbeda dalam penggunaannya.
Contoh penggunaan juncto:
…berdasarkan Pasal 106 ayat (1) UU 32/2004 juncto Pasal 5 ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan 15/2008…”
Contoh penggunaan junctis:
“…berdasarkan ketentuan Pasal 24C ayat (1) UUD 1945 dan Pasal 10 ayat (1) huruf d Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi junctis Pasal 29 ayat (1) huruf d Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah…”
Contoh penggunaan juncto dan junctis:
“…sesuai ketentuan Pasal 104 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerahjuncto Pasal 91 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah junctis Pasal 48 Peraturan KPU Nomor 72 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Di Tempat Pemungutan Suara…”

Kamis, 10 November 2016

Setahun yang lalu, 04 November 2015

Entah kenapa malam ini aku sulit tertidur..
Entah kenapa aku teringat sama bapak..
Esok sore dia berangkat ke Medan dan terbang ke Jakarta..
Kira-kira bagaimana ya bapakku di bandara nanti? Pikirku..
Ahhh, bapakku kan lelaki yg bijak dan cerdas, dia pasti cari tahu dan bertanya-tanya, sahutku.
Belum lagi akhir-akhir ini, diakhir percakapanku lewat telpon aku beri sedikit gambaran dan panduan..
Maklum, bapak belum pernah naik pesawat.. Hehe.. Tapi dulu sdh pernah kejakarta..;)
Entah kenapa teringat lagi dengan ucapan bapak, "Inang, adanya magicom mu kan? Bapak bawa beras ya dr kampung sama ikan kesukaanmu, asa adong balanjo ta samingguon". Mendengar itu aku merinding dan asli manetek ilu.. Biar gaa kelihatan, pura-pura aku bilang aja, ngak usah pak e.. Disini bisa kok beli nasi, annon boratan bapa.. Sahut bapak "ah dang tabo inang, otik-otik do ra sabukkus, muse dang masihol ho inang mangallang loppa2 ni bapak dohot oma? Mekkel ma au mangalusi..
Dan entah kenapa, aku ingat umur bapak.. Kubandingkan dengan umurku..
Hmmm...
Berapa lama lagi kuselesaikan studyku?
Ketika aku lulus, bapak dan mama ku sudah umur berapa?
Pikiranku pun bercabang-cabang ntah dari mana asalnya..
Sembari aku bekerja, berapa nanti upah yg aku sisihkan buat mereka setelah tanggungan yg satu ini selesai?
Kira-kira cukup ngak ya?
Gimana ketiga adik jagoanku ?
Pertanyaan ini yg sering terlintas di pikiranku.
Mengingat umur mereka lagi, aku betcut dan hampir menitikkan air mata..
Mereka gaa mungkin terus-terusan kesana-kesini pergi jualan dengan mobil yg sdh berumur sekian tahun itu. :(
Tiba-tiba aku ingat planningku seminggu yg lewat, asalnya dr pokok pembicaraan orang-orang di tempat aku bekerja..
Ini sangat menarik pikirku..
Ahhhh, jikaa kuberceritaa sampai esok mungkin tdk selesai.. Hehe..
Harapku, semoga rencana ini dapat terealisasikan..
Tuhan atur langkahku, dan Tuhan pasti menolong.
Mudah-mudahan dengan menulis postingan ini, aku bisa tidur..